Senin, 31 Januari 2011

mikrobiologi BTA

PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM
(Acid Fast Stain : Ziehl Neelsen Method)
LAPORAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan yang diampu oleh Sopyan Nurjaman, M.Pd.

di susun oleh :
Hesti Rismawanti (08541080)
Intan Pandini (08541081)
Neng Wida Ruwaida (08541082)
Rina Rosiana (08541083)
Asep Subagja (08541084)

Kelas III-B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) - GARUT
2011
A. Tujuan : Memahami prinsip pewarnaan bakteri tahan asam (BTA)
Melatih keterampilan teknik pewarnaan bakteri tahan asam

B. Landasan Teori
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron ( ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar.
Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu: (1) jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera), (2) Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista), dan (3) Jasad eukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, dan Divisio Animalia. Sedangkan Woese menggolongkan jasad hidup terutama berdasarkan susunan kimia makromolekul yang terdapat di dalam sel. Pembagiannya yaitu terdiri Arkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria.
Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur. Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan, juga dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 μ. Bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan fisiologi. Bakteri dibagi menjadi 1 kelompok (grup), dengan Cyanobacteria pada grup 20. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusus.

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa
Pewarna asam dapat tejadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewrna negatif. Contoh pewarna asam misalnya : tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain. Pewarnaan basa bisa terjadi biasenyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan diikat oleh dinding sel bakteri dan sel bakteri jadi terwarna dan terlihat. Contoh dari pewarna basa misalnya metilin biru, kristal violet, safranin dan lain-lain.
Teknik pewarnaan asam basa ini hanya menggunakan satu jenis senyawa pewarna, teknik ini disebut pewarna sederhana. Pewarnaan sederhana ini diperlukan untuk mengamati morfologi, baik bentukmaupun susunan sel. Teknik pewarnaan yang lain adalah pewarnaan diferensial, yang menggunakan senyawa pewarna yang lebih dari satu jenis. Diperlukan untuk mengelompokkan bakteri misalnya, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif atau bakteri tahan asam dan tidak tahan asam. Juga diperlukan untuk mengamati struktur bakteri seperti flagela, kapsula, spora dan nukleus.
Teknik pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang belkau yakni sebagai berikut:
mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak, untuk membuat apusan dari bakteri yang diwarnai.
mempersiapkan apusan. Apusan yang baik adalah yang tipis dan kering, terlihat seperti lapisan yang tipis.
Apusan ini dapat berasal dari biakan cair atau padat.
Biakan Cair. Suspensi sel sebanyak satu atau dua mata jarum inokulasi diletakkan pada kaca obyek. Lalu diapuskan pada kaca obyek selebar ... cm. Biarkan mengering diudaraata diatas api kecil dengan jarak 25 cm. Biakan Padat. Bakteri yang dikultur pada medium padat tidak dapat langsung dibuat apusan seperti dari biakan cair, tapi harus diencerkan dulu. Letakkan setetes air pada kaca obyek, lalu denganjarum inokulasi ambil bakteri dari biakan padat, letakkan pada tetesan air dan apusan. Biarkan mengering diudara.• Fiksasi dengan pemanasan. Apusan bakteri pada akaca obyek bila tidak diletakkan secara kuat, dapat terhapus pada waktu proses pewarnaan lebih lanjut. Proses peletakan apusan pada kaca obyek dapat dilakukan diantaranyadengan cara memanaskan diatas api.
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, sehingga untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
Struktur di dalam sel pada tempat-tempat yang dibentuk oleh spesies ini, disebut endospora. Endospora dapat bertahan hidup dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas, kekeringan, radiasi UV serta bahan-bahan kimia. Ketahanan tersebut disebabkan oleh adanya selubung spora yang tebal dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan yang keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup, pewarna yang sesuai dapat menembus endospora. Tetapi sekali pewarna memasuki endospora, sukar untuk dihilangkan. Ukuran dan letak endospora di dalam sel merupakan ciri-ciri yang digunakan untuk membedakan spesies-spesies bakteri yang membentuknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies.
Pewarrnaan
Some coloration type for example [is] direct coloration with coloration [of] basa, indirect coloration or negative coloration with sour coloration, coloration [of] gram, and coloration [of] endospora. Basa colourant will colour bacterium cell wall which relative negativity, blue metiline the example and violet crystal. While [at] indirect coloration, which coloured [by] [is] environment [about/around] cell, but [do] not colour cell because energy colour [at] this vitamin reside in [at] negative ion and [do] not react with other negative ion from bacterium cell ( Dkk Ramona, 2007).
Teknik pewarnaan pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.
Macam-macam pewarnaan:
1. Pewarnaan negatif
- Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang
- Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta
Cara pewarnaan negatif
- Sediaan hapus → teteskan emersi → lihat dimikroskop
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
2. Pewarnaan sedehana
- Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin)
- Tujuan hanya untuk melihat bentuk sel
Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
3. Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan tahan asam adalah tipe pewarnaan diferensial lebih dari satu pewarna untuk membedakan suatu mikroorganisme dengan kandungan dinding sel peptidoglikan serta disusun lebih dari 60% lipid kompleks. Yang tahan terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam. Bakteri tahan asam memiliki kandungan senyawa dari peptidoglikan dan lipid kompleks (wax-D) yang disebut asam mycolat yang membangun struktur dinding selnya, sehingga menjadi impermeabel terhadap macam-macam prosedur pewarnaan termasuk pewarnaan Gram. Bakteri ini dikenal tahan asam sebab bakteri tersebut resisten terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam. Dalam prosedur pewarnaan tahan asam, Karbol fuchsin merupakan pewarna dasar, yang mengandung fenol untuk membantu melarutkan dinding sel. Pemanasan biasanya diperlukan untuk memperkuat penetrasi pewarna dasar ke dalam sel bakteri. Semua tipe sel akan tewarnai oleh pewarna dasar. Sel selanjutnya didekolorisasi oleh alkohol asam, yang mengilangkan pewarna dasar pada semua tipe sel bakteri, kecuali bakteri yang tahan asam. Metilin biru kemudian dijadikan pewarna lawan yang akan mewrnai sel yang telah terdekolorisasi. Akhir dari prosedur pewarnaan tahan asam akan menunjukkan warna merah – pink untuk bakteri tahan sam, dan warna biru untuk bakteri yang tidak tahan sam. Contoh bakteri tahan asam adalah Mycobacterium, sehingga teknik pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) ini sering digunakan dalam identifikasi kuman penyebab infeksi paru.

Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.
Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin).

4. Pewarnaan structural/khusus
- Untuk mewarnai struktur khusus/tertentu dari bakteri→ kapsul, spora, flagel dll
i) Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.
ii) Pewarnaan spora
Dinding spora relative tidak permeable, namun zat warna bias menembusnya dengan cara memanaskan preparat.
iii) Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
iv) Pewarnaan nucleoid
Pewarnaan nucleoid menggunakan pewarna fuelgen yang khusus untuk DNA.
5. Pewarnaan diferensial
- menggunakan lebih dari satu macam zat warna
- Tujuan untuk membedakan antar bakteri
- Contoh: Pewarnaan Gram, Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri. Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO4 -, CH3COO-, COOHCOO. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagianbagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah.

In coloration [of] gram [done/conducted] also addition [of] iodine representing colour fiksasi process to maintain structure in and outside cell remain to on course. Fiksasi also share for the non't of enzyme which possible can bother cell form and strengthen microbe structure. Microbe [is] generally murdered and attached [by] strength [at] object glass during fiksasi ( Et al Prescott, 1993).

C. Alat dan Bahan
- Mikroskop
- Lampu spirtus
- Jarum/loup inokulasi
- Objek glass
- Kertas lensa
- Bak dan rak pencuci
- Penangas (hotplate)
- Kertas isap
- Biakan bakteri 24-48 jam
- Karbol fuchsin
- Alkohol asam
- Metilen biru
- Minyak imersi

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan beberapa tipe isolat bakteri, dengan usia kultur 24 jam, lebih khusus gunakan kultur genus Mycobacterium sebagai bakteri tahan uji.
2. Membuat sediaan mikroskopik bakteri dengan fiksasi panas secara aseptik.
3. Menetesi sediaan mikroskopik dengan Karbol fuchsin di atas penangas selama 5 menit. Menjaga jangan sampai pewarna dasr pada sediaan kering, sehingga kalau perlu ditetesi lagi. Menggunakan kertas saring agar pewrna dapat menyerap dengan sempurna.
4. Setelah agak dingin, melakukan dekolorisasi dengan cara membilas sediaan dengan alkohol asam sehingga pewrna dasar hilang selama kurang lebih 15 – 20 detik.
5. Menetesi dengan pewarna lawan metilin biru dan membiarkan selama 30 detik.
6. Membilas dengan air, lalu mengeringkan di udara.
7. Menetesi dengan minyak s mengamati dibawah mikroskop pada pembesaran 1000 x.
8. Menggambar hasil pengamatan pada tabel pengamatn.










E. Hasil Pengamatan

1.








- Mikroorganisme : Bacillus subtilis
- Bentuk sel : Batang
- Rangkaian sel : Monobasil
- Warna sel : Biru



2.







- Mikroorganisme : Mycobacterium tuberculosis
- Bentuk sel : Batang
- Rangkaian sel : Monobasil
- Warna sel : Merah

1. Apa fungsi pewarnaan tahan asam selain untuk mengetahui bentuk dan susunan sel bakteri?
Jawab : fungsi pewarnaan tahan asam selain untuk mewarnai bentuk bakteri juga untuk mengetahui sifat-sifat dari bakteri/physiologis dari bakteri (reaksi dinding sel bakteri).
2. Dari hasil pewarnaan bakteri tahan asam (BTA), mengapa bakteri tahan asam berwarna merah dan bakteri tak tahan asam berwarna biru ?
Jawab : pada bakteri tahan asam bersifat resisten terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam, sehingga warna dasrnya (Karbol fuchsin) tetap berwarna merah. Sedangkan bakteri tak tahan asam warna dasarnya terdekolorisasi oleh alkohol asam, sehingga warna dasarnya menjadi hilang dan ketika di tambahkan metilin biru akan berwarna biru.
3. Mengapa pemberian zat warna dasar pada pewarnaan bakteri tahan asam harus melalui proses pemanasan ?
Jawab : untuk memperkuat penetrasi pewarna dasar kedalam sel bakteri.
4. Apakah manfaat pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) dalam dunia kesehatan (medis)? Jelaskan !
Jawab : dapat menghasilkan antibiotik streptomisin, dapat menghasilkan vitamin B12, dan dapat menghasilkan vitamin K (membantu proses pembekuan darah).

F. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat di ketahui bahwa

Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) merupakan uji makroskopik yang memiliki nilai diagnosa yang tinggi karena pemeriksaan tersebut dapat memangkas isolasi bakteri yang akan memakan waktu sampai 8 minggu. Cara pengambilan spesimen harus di perhatikan, contohnya dalam pengambilan sampel darah atau dahak / sputum bukan hanya harus dilakukan secara aseptik untuk menghindari kontaminasi, namun juga harus diperhatikan waktu pengambilannya, karena infeksi bakteri memiliki siklus tertentu. Hati-hati dengan hasil false positive dan false negative. False positif maksudnya dalam sampel seharusnya tidak ditemukan bakteri namun dalam pelaporan / pengerjaan ditemukan bakteri. Hal ini bisa terjadi bila dalam pengerjaan terjadi kontaminasi. False negatif maksudnya dalam sampel seharusnya terdapat bakteri.

Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue. Dengan demikan mikroorganisme pertama yang diamati yaitu Bacillus subtilis, bentuk sel batang, rangkaian sel monobasil dan warna sel biru. Dan mikroorganisme kedua yaitu Microbacterium tuberculosis,bentuk sel batang, rangkaian sel monobasil, dan warna sel merah.
Pewarnaan tahan asam adalah tipe pewarnaan diferensial lebih dari satu pewarna untuk membedakan suatu mikroorganisme dengan kandungan dinding sel peptidoglikan serta disusun lebih dari 60% lipid kompleks. Yang tahan terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam. Bakteri tahan asam memiliki kandungan senyawa dari peptidoglikan dan lipid kompleks (wax-D) yang disebut asam mycolat yang membangun struktur dinding selnya, sehingga menjadi impermeabel terhadap macam-macam prosedur pewarnaan termasuk pewarnaan Gram. Bakteri ini dikenal tahan asam sebab bakteri tersebut resisten terhadap dekolorisasi dengan alkohol asam. Dalam prosedur pewarnaan tahan asam, Karbol fuchsin merupakan pewarna dasar, yang mengandung fenol untuk membantu melarutkan dinding sel. Pemanasan biasanya diperlukan untuk memperkuat penetrasi pewarna dasar ke dalam sel bakteri. Semua tipe sel akan tewarnai oleh pewarna dasar. Sel selanjutnya didekolorisasi oleh alkohol asam, yang mengilangkan pewarna dasar pada semua tipe sel bakteri, kecuali bakteri yang tahan asam. Metilin biru kemudian dijadikan pewarna lawan yang akan mewrnai sel yang telah terdekolorisasi. Akhir dari prosedur pewarnaan tahan asam akan menunjukkan warna merah – pink untuk bakteri tahan sam, dan warna biru untuk bakteri yang tidak tahan sam. Contoh bakteri tahan asam adalah Mycobacterium, sehingga teknik pewarnaan bakteri tahan asam (BTA) ini sering digunakan dalam identifikasi kuman penyebab infeksi paru.


G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat kita tarik kesimpulan berikut:
Pewarnaan berfungsi untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui.

Pewarnaan tahan asam adalah tipe pewarnaan diferensial lebih dari satu pewarna untuk membedakan suatu mikroorganisme dengan kandungan dinding sel peptidoglikan serta disusun lebih dari 60% lipid kompleks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.



Daftar pustaka

http://www.scribd.com/doc/31810329/PEWARNAAN-BAKTERI
http://rudyregobiz.wordpress.com/bakteri-gram-dan-pewarnaannya-2/

http://rustan-biologiofscience.blogspot.com/2009/08/teknik-pewarnaan-mikroorganisme.html
http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/teknik-pewarnaan-mikroorganisme/
http://analiskesehatanmakassar.blogspot.com/2010/04/pewarnaan-bta-zeihl-neelsen.html

Selasa, 18 Januari 2011

laporan praktikum fiswan 4 (konsumsi oksigen)

Konsumsi Oksigen dan Mengukur Kecepatan Metabolisme Pada Jangkrik
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum fisiologi hewan yang diampu oleh sopyan nurjaman, M.Pd
di susun oleh:
Asep Subagja

Kelas : 3 B (biologi)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) – GARUT
2011
A. Tujuan : Untuk mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolisme pada jangkrik
B. Landasan Teori
Metabolisme adalah keseluruhan proses-proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, Karena seluruh proses metabolisme selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi dua, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, sementara katabolisme adalah reaksi pemwcahan / pembokaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energy tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energy lebih rendah.
Metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel hidup,pada metabolism sel bahan dan energy diperoleh dari lingkungan sel yang berupa cairan. Cairan yang mengelilingi sel disebut cairan ekstrasel. Cairan ini terdiri dari ion dan gas berikut:
1. Gas (terutama o2 dan CO2)
2. Ion anorganik (terutama Na+, Cl- ,K , Ca++, HCO3, PO4).
3. Zat organic (makanan dan vitamin )
4. Hormone
Mekanisme pertukaran zat dalam sel dengan cairan eksternal melalui lima cara, yaitu difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, dan eksositosis.
Bahan yang terdapat dalam cairan sel dapat digunakan sebagai bahan baku gula, asam lemak, gliserol dan asam aminoyang kemudian disusun menjadi makromolekul sel seperti polisakarida, lipid dan protein asam nukleat.
Proses Metabolisme Tubuh
Pertama-tama, tubuh merubah kalori menjadi energiuntuk memenuhi kebutuhan setiap sel (Nutrion sel/NS). Kalori digunakan sebagai bahan bakar untuk setiap fungsi tubuh. Kita memperbaharui persediaan energi sel kita setiap hari melalui makanan. Secara umum proses metabolisme merubah makan menjadi energi hanya sekitar85% efisien, tubuh masih harus menagani kelebihan kalori sekitar 15% inefisinsi. Untuk membuang kalori yang berlebihan ini. Tubuh dapat menyimpan kalori ekstra dalam sel lemak putih sebagai lemak tubuh atau membakar kalori dalam sel lemak baik (Brown adipose tissue/BAT).
Bila pola makan tidak berubah misal tetap berpola makan yang penuh kalori bahkan yang berkolesterol tinggi maka proses kegemukan akan dimulai. Gaya hidup masa kini yang selalu dengan ritme tergesa-gesa akan memungkinkan kegemukan, karena kita tidak pernah sempat menghitung kalori dari setiap makan yang sudah tersaji, maka diet dengan menghitung kalori setiap menu makan sangat tidak praktis dan sulit dilaksanakan.
Pada tahun 1980an telah ditemukan peranan BAT dalam mengurangi lemak tubuh. Kini, kita mengetahui bahwa termogenesis atau pembakaran kalori berlebihan dalam BAT yang unik merupakan kunci untuk mencegah dan menghilangkan lemak tubuh. Bila BAT aktif, boleh dikatakan semua kelebihan kalori makanan dapat dibuang. Ternyata untuk meningkatkan aktifitas BAT dapat melalui konsumsi beberapa jenis herbal. Selain itu serat juga berperan penting untuk mencegah lemak terserap di dinding usus dan memberikan rasa kenyang.
Untuk pengaturan kalori makanan, sekarang sudah tersedia cara yang praktis yaitu berupa produk pengganti makanan yang bisa disajikan secara instant. Yang kedua konsumsi herbal yang meningkatkan aktifitas BAT serta serat ditambah dengan vitamin, mineral. Ini pun sekarang sudah tersedia dalam bentuk tablet yang praktis
“The rate of metabolism is the total amount of energy produced and used by the body per unit time (Seeley, 2002). The rate of metabolism is closely related to respiration due to respiration is the process of extracting energy from food molecules that depend on the presence of oxygen”. (Tobin, 2005).
“Simply put, the chemical reactions that occur in respiration can be written as follows: C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP”. (Tobin, 2005).
Molekul-molekul yang terlibat dalam metabolisme
1. Enzim
Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organic yang dihasilkan oleh sel. Struktur enzim terdiri dari :
• Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu terlampau panas(termolabil).
• Gugus Prostetik (kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organic yang disebut koenzim. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan electron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flafin Adenin Dinukleotida), dan sitokrom.
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Raksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.
Enzim juga merupakan rantai asam amino yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat berkumpul bersama dan membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis enzim, denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.
Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan mauapun terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.
Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang". Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua. Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia.Mekanisme yang sama juga dapat ditemukan pada RNA polimerase, aminoasil tRNA sintetase dan ribosom.
Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda. Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.
Sifat-sifat enzim
a. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
b. Thermolabil, mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60^ C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
c. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
d. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
e. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dad di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim : amilase dan maltase.
f. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, mengkatalisis pembentukan dan pengurayan lemak. Lemak ditambah H2O menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan lipase.
g. Bekerjanya spesipik ; enzim bersipat spesifik, karena bagian yang aktif permukaan tempat melekatnya substrat hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
h. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat nonprotein tambahan yang disebut kofaktor.
Pada reaksi enzimatis terdapat zat yang mempengaruhi reaksi, yakni aktivator dan inhibitor, aktivator merupakan zat yang dapat mempercepat jalannya reaksi, contoh activator enzim : ion Mg , Ca , zat organic seperti koenzim A.
Sementara, inhibitor merupakan zat yang menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, arsen, Hg, sianida.
2. ATP (Adenosin Tri Phosphat)
Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekul fosfat dengan senyawa adenosine. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi,
Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan energy sebanyak 7,3 kalori / mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik.
Mekanisme enzim
Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuaannya menurunkan ΔG
1. Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan transisi terstabilisasi (contohnya mengubah bentuk substrat menjadi konformasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan enzim.)
2. Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan keadaan transisi.
3. Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat sementara waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara.
4. Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi ini melibatkan destabilisasi keadaan dasar, dan kontribusinya terhadap katalis relatif kecil.
. Dinamika internal enzim berhubungan dengan mekanisme katalis enzim tersebut. Dinamika internal enzim adalah pergerakan bahagian struktur enzim, misalnya residu asam amino tunggal, sekelompok asam amino, ataupun bahwa keseluruhan domain protein. Pergerakan ini terjadi pada skala waktu yang bervariasi, berkisar dari beberapa femtodetik sampai dengan beberapa detik. Jaringan residu protein di seluruh struktur enzim dapat berkontribusi terhadap katalisis melalui gerak dinamik.Gerakan protein sangat vital, namun apakah vibrasi yang cepat atau lambat maupun pergerakan konformasi yang besar atau kecil yang lebih penting bergantung pada tipe reaksi yang terlibat. Namun, walaupun gerak ini sangat penting dalam hal pengikatan dan pelepasan substrat dan produk, adalah tidak jelas jika gerak ini membantu mempercepat langkah-langkah reaksi reaksi enzimatik ini. Penyingkapan ini juga memiliki implikasi yang luas dalam pemahaman efek alosterik dan pengembangan obat baru
Respirasi
’Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit sspenyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam mitokondria.
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005).
Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander. Penggunaan masing- masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi oksigennya.
Bernafas artinya melaksanakan pertukaran gas, yaitu: mengambil oksigen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida (CO2). Pertukaran gas O2 dengan CO2 dapat berlangsung melalui proses difusi. Pada hewan berukuran kecil terdapat perbandingan antara luas permukaan dengan volume tubuh yang cukup besar sehingga dapat melaksanakan pertukaran gas dan cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan melalui cara difusi melalui pertukaran tubuhnya. Tetapi pada hewan berukuran besar, terutama pada hewan yang aktif, perbandingan antara luas dengan volume tubuh terlalu kecil untuk melakukan hal yang serupa, karenanya diperlukan suatu permukaan tubuh yang khusus untuk pernafasan, untuk menangkap O2 dan melepaska CO2. Alat-alat ini dapat berupa insang atau paru-paru atau saluran udara (trakea) atau bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran O2 dengan CO2. Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam system table periodic yang mempunyai lambing O dan nomor atom 8, ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya. Pada tempratur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi oksigen, yaitu senywa gas diatomic dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Menurut logler (1977) konsumsi oksigen dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
• Intensitas dari metabolisme oksidatif dalam sel
• Kecepatan pertukaran yang mengkontrol perpindahan air disekitar insang yang berdifusi melewatinya
• Factor internal yaitu kecepatan sirkulasi darah dan volume darah yang dibawa menuju insang
• Afinitas oksigen dari haemoglobin.
Serangga merupakan hewan terestial yang tidak memiliki paru-paru tetapi menggunakan system trakea untuk pertukaran gas. Kulit pada serangga terletak dikedua sisi bagian toraks dan abdomen, memiliki sederatan paru-paru atau disebut juga spirakel, yang tersusun pada setiap segmen dan behubungan dengan system saluran trakea spirakel dilindungi katub atau rambut-rambut untuk mencegah evaporasi yang berlebihan lewat pori-pori ini. Trakea tersusun dengan teratur, sebagian berjalan longitudinal dan sebagian lagi tranpersal. Diameter trakea yang besar berkisar sekitar 1mm dan selalu terbuka dengan penebalan berbentuk spiral dan melingkar, terbentuk dari khitin yang keras, merupakan suatu bahan yang juga terdapat pada kutikula (Darmadi Goenarso,2005).
Trakea merupakan invaginasi (lekukan kedalam)dari ectoderm dan umumnya mempunyai lubang keluar yang disebut spirakel. Bentuknya berupa pembuluh yang silindris yang mempunyai lapisan kitin (chitin). Lapisan kitin ini mempunyai penebalan seperti spiral. Spirakel terdapat sepasang tiap ruas tubuh yang kadang-kadang mempunyai katup untuk menjaga penguapan air. Trakea mempunyai cabang-cabang dan cabang yang terkecil yang menembus jaringan disebut trakeolus dengan diameter 1-24. Trakeolus tidak mempunyai lapisan kitin dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas, trakeolus pada serangga ujungnya buntu dan berisi udara atau kadang-kadang berisi cairan (Djamhur Winatasasmita, 1985).
Alat pernapasan pada serangga berupa trakea, udar masuk dan keluar melalui lubang kerut yang disebut spirakel atau stigma yang terletak di kanan kiri tubuhnya. Dari stigma udara terus masuk ke pembuluh trakea memanjang dan sebagian ke kantung hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh. Pada system trakea ini pengangkutan oksigen dan karbon dioksida tidak memerlukan bantuan system transportasi khususnya darah. (Cartono,2005).
Fungsi spirakel dan trakea untuk memungkinkan lewatnya udara kepercabangan saluran yang disebut trakeol, yang merupakan saluran lembut intraseluler dengan diameter sekitar 1μm. Jumlahnya sangat banyak dan berada diberbagai jaringan, terutama otot. Berbeda dengan trakease, saluran-saluran lembut ini tidak dilapisi dengan kutikula, pertukaran gas terjadi dengan mudah melewati dinding saluran ini. System pernapasan pada serangga melalui sejumlah percabangan saluran udara pada system trakea. Oksigen langsung dibawa ke jaringan, jadi tidak dilaksanakan melewati aliran darah. Distribusi oksigen dan pengeluaran karbondioksida tidak dilakukan lewat system peredaran. Pada kebanyakan serangga dengan difusi saja sudah tercukupi oleh karena itu tubuh serangga pada umumnya berukurab kecil. Pada beberapa spesies difusi ini dibantu dengan gerakan ritmiks toraks atauabdomen. Cara mengalirkan udara (ventilsi) seperti itu, pada belalang spirakel dibuka dan ditutup bergantian, sehingga udara dapat masuk ke tubuh lewat spirakel toraks dan keluar tubuh lewat spirakel abdomen. Selain itu serangga dapat mengendalikan laju masuknya oksigen ke jaringan. Bila terjadi peningkatan otot (saat terbang ) akan terjadi penumpukan asam laktat di jaringan. Akibatnya tekanan osmosis cairan jaringan meningkat sehingga cairan di trakeol terserap masuk, sehingga jalan udara lebih leluasa mencapai jaringan dan difusi oksigen ke jaringan lebih cepat (Darmadi Goenarso dkk, 2005).
Ada tiga fase gerakan pernafasan serangga, yaitu:
1. Inspirasi kurang ¼ detik, pada awal inspirasi katub spirakel terbuka
2. Fase pertukaran selama 1 detik, baik spirakel pada toraks atau abdomen menutup.
3. Fase ekspirase, dan spirakel abdomen membuka.
Udar masuk dari system trakea sebelah muka pada inspirasi dan bergerak ke belakang selama fase pertukaran gas dan pada fase ke-3 udara keluar dari spirakel bagian posterior. Membuka dan menutupnya spirakel dikontrol oleh system saraf. (Djamhur Winatasasmita, 1985).
System trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya keseluruh tubuh dan sebaliknya mengangkut CO2 hasil respirasi untuk dikelurkan dari tubuh. Maka darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernafasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air jentik nyamuk udara di peroleh dengan menjulurkan tabung pernafasan kepermukaan air untuk mengambil udara, serangga air tertentu mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, karbondiksida dalam gelembung dipindahkan melalui system trakea ke sel-sel pernafasan. Selain itu adapula serangga yang pengambilan udara melelui cabang-cabang harus serupa insang selanjutnya dari cabang halus ini oksigen di edarkan melalui pembuluh trakea. (http://ftp.ui.edu/bebas/u12/sponsor/sponsor-pendamping/praweda/Biologi/0074%20Bio%22-8a.htm.sabtu:10-10-09).
Salah satu factor yang mendukung laju metabolisme yang tinggi, adalah bahwa sel-sel otot terbang dibungkus dengan mitokondria dan pipa trake mempunyai oksigen yang mencukupi bagi tiap-tiap organel yang membangkitkan ATP ini (Campbell, 2004)
C. Alat dan Bahan
- Kapas
- Respirometer sederhana
- Timbangan
- Pipet tetes
- Vaselin
- Kristal NaOH
- Tinta bak/kerosene yang diberi warna
- Jangkrik
D. Cara kerja
1. Memasukkan Kristal KOH yang telah di bungkus oleh kapas ke dalam respirometer sederhana.
2. Menimbang botol tersebut, kemudian memasukkan hewan (jangkrik) dan menimbang kembali botol tersebut dan selisih berat dari kedua timbangan ini sama dengan berat hewan tersebut.
3. Menutup botol tadi dengan prop yang ada skalanya, dan mengolesi di sekeliling prop tadi dengan vaselin.
4. Meletakkan botol tersebut secara miring di atas meja, sehingga kedudukan pipet sejajar dengan meja.
5. Meneteskan tinta bak ke dalam pipet dari ujung yang terbuka. Kemudian mengamati pergerakan tinta tadi serta mencatat jarak yang di tempuh selama 1 menit.
6. Menghitung volume udara dalam pipet tadi selama 1 menit, percobaan diulangi sampai 3 kali.
7. Melakukan percobaan tersebut pada hewan (jangkrik) dengan jenis kelamin yang berbeda.
8. Menghitung konsumsi oksigen per bobot badan (ml/gram) dalam setiap jam.
E. Hasil Pengamatan
Jangkrik jantan
Waktu Oksigen yang di konsumsi
Menit ke-1 0,14
Menit ke-2 0,19
Menit ke-3 0,24
Jumlah rata-rata 0,19

Jangkrik betina
Waktu Oksigen yang di konsumsi
Menit ke-1 0,35
Menit ke-2 0,47
Menit ke-3 0,57
Jumlah rata-rata 0,46
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa jumlah oksigan yang di konsumsi oleh jangkrik betina lebih besaar dari pada jumlah oksigen yang di konsumsi oleh jangkrik jantan. Dengan jumlah rata-rata konsumsi oksigen pada jangkrik jantan adalah 0,19 dan pada jangkrik betina adalah 0,46.
F. Pembahasan
Dari hasil pengamatan di atas, bahwa jumlah oksigan yang di konsumsi oleh jangkrik betina lebih besaar dari pada jumlah oksigen yang di konsumsi oleh jangkrik jantan. Dengan jumlah rata-rata konsumsi oksigen pada jangkrik jantan adalah 0,19 dan pada jangkrik betina adalah 0,46.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit sspenyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam mitokondria.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi dua, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, sementara katabolisme adalah reaksi pemwcahan / pembokaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energy tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energy lebih rendah.
Metabolisme merupakan aktivitas hidup yang selalu terjadi pada setiap sel hidup,pada metabolism sel bahan dan energy diperoleh dari lingkungan sel yang berupa cairan.
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005).
Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander. Penggunaan masing- masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi oksigennya.


G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Laju metabolisme biasa diketahui dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui).
jumlah oksigan yang di konsumsi oleh jangkrik betina lebih besaar dari pada jumlah oksigen yang di konsumsi oleh jangkrik jantan. Dengan jumlah rata-rata konsumsi oksigen pada jangkrik jantan adalah 0,19 dan pada jangkrik betina adalah 0,46.


DAFTAR PUSTAKA
Nurjaman, Sopyan.2010. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Garut: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Campbell, Reece, Mitchell. 2004. BIOLOGI. Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
http://aprianatitik.wordpress.com/arsip:sabtu:10-10-09
http://na-lubna.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/oksigen.sabtu:10-10-09

laporan praktikum fiswan 4 (sistem transpor)

Aliran Darah Pada Ekor Kecebong
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum fisiologi hewan yang diampu oleh sopyan nurjaman, M.Pd

di susun oleh:
Asep Subagja

Kelas : 3 B (biologi)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) – GARUT
2011

A. Tujuan : Untuk mengetahui aliran darah pada ekor kecebong

B. Landasan Teori
Sistem transport telah terjadi mulai dari hewan bersel satu sampai hewan bersel banyak. Komponen utama sistem transport pada hewan bersel banyak adalah darah.
Darah adalah cairan kental, empat sampai lima kali lebih kental daripada air, dan karenanya cenderung mengalir lamban daripada air. Darah sedikit lebih berat daripada air, di dalam tubuh suhunya dipertahankan pada 38 C, mempunyai pH antara 7,35-7,45, isotonk pada 0,85% NaCl. Darah merupakan 8% berat total tubuh. Darah terdiri dari 55% plasma dan 45% bentuk elemen. Plasma terdiri dari 91,5% air, dan 8,5% zat terlarut. Zat terlarut utama adalah protein, nutrient, hormone, gas pernapasan, elektrolit, dan limbah. Bentuk elemen dalam darah meliputi eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Sistem penggolongan darah ABO dan Rh ditentukan secara genetic dan didasarkan pada respon antigen-antibodi. Pada sistem ABO, aglutinogen A dan B menentukan penggolongan darah. Plasma berisi agglutinin a dan b yang bereaksi dengan aglutinogen yang merupakan benda asing bagi sseorang. Pada sistem Rh, individu mempunyai aglutinogen Rh, yang dinyatakan sebagai Rh dan yang tidak mempubyai dinyatakan sebagai Rh .
Darah (Sanguis)
Terdiri dari dua komponen:
1. Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darh 4 eritrosit, leukosit dan trombosit.
2. Plasma darah adalah cairan darah.
Fungsi Darah
- Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
- Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
- Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
- Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

Macam-macam darah
Eritrosit (Sel Darah Merah).
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen.
Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalain menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).

Lekosit (Sel Darah Putih).
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 - 9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi misalnya radang paru-paru.

Jenis Lekosit
• Granulosit Þ Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
•Agranulosit Þ Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
• Eosinofil Þ mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
• Basofil Þ mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
• Netrofil Þ (ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
• Limfosit Þ (ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
• Monosit Þ merupakan lekosit dengan ukuran paling besar
Trombosit (KEPING DARAH).
Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 - 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor) Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut menderita Hemofili.
Proses Pembekuan Darah
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan mengeluarkan enzim Trombokinase (Tromboplastin). Prosesnya adalah sebagai berikut;
TROMBOSIT pecah TROMBOPLASTIN ion Ca
PROTROMBIN  TROMBIN Vitamin K
FIBRINOGEN  FIBRIN
Pada masa embrio (janin) sel-sel darah dibuat di dalam Limpa dan Hati (extra medullary haemopoiesis). Setelah embrio sudah cukup usia, fungsi itu diambil alih oleh Sumsum Tulang.
Plasma Darah
Terdiri dari air dan protein darah  Albumin, Globulin dan Fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah.Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing (Antigen).
Zat antibodi adalah senyawa Gama  Globulin.
Tiap andbodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam.
- Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen  Presipitin.
- Antibodi yang dapat menguraikan antigen  Lisin.
- Antibodi yang dapat menawarkan racun  Antitoksin.
Contohnya adalah sifat golongan darah (Blood Groups). Yang umum adalah penentuan cara ABO (ABO System)  oleh Landsteiner.
Jantung
Terdiri dari tiga lapisan
1. Perikardium (lapisan luar)
2. Miokardium (lapisan tengah/otot jantung)
3. Endokardium (lapisan dalam)

Jantung terdiri dari 4 ruang
1. Atrium Sinister (Serambi Kiri)
2. Atrium Dekster (Serambi Kanan)
3. Ventrikel Sinister (Bilik Kiri)
4. Ventrikel Dekater (Bilik Kanan)
Antara Atrium Sinister (Serambi Kiri) dengan Ventrikel Sinister (Bilik Kiri) terdapat katup dua daun (Valvula Bicuspidalis), sedangkan antara Atrium Dekster (Serambi Kanan) dengan Ventrikel Dekster (Bilik Kanan) dihubungkan katup tiga daun (Valvula Tricuspidalis). Jantung mendapat makanan (oksigenasi) melalui pembuluh Arteri Koronaria.
Peredaran darah terbagi dua bagian yang bekerja sekaligus yaitu :
1. Peredaran darah Pulmona/Peredaran darah pendek (jantung - paru-paru - jantung).
2. Peredaran darah Sistemik/Peredaran darah panjang (jantung - seluruh tubuh - jantung)
Denyut jatung terbagi dua fase yaitu
1. Fase Sistolik (kontraksi).
2. Fase Diastolik (relaksasi).
Pembuluh Darah
Terdiri dari :
1. Pembuluh darah yang meninggalkan jantung  Arteri terdiri dari Aorta, Arteri, Arteriol.
2. Pembuluh darah yang menuju jantung  Vena terdiri dari Vena Kava, Vena, Venula.
3. Pembuluh antara arteri dan vena  Kapiler.
Peranan darah
1. Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi yaitu a) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan respirasi yaitu oksigen dan karbondioksida, b) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan nutrisi yaitu glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol diangkut dari usus keseluruh jaringan tubuh (c) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan ekskresi yaitu zat-zat ampas seperti urea ,asam urat, kreatinin diangkut ke alat-alat ekskresi, (d) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan pengaturan yaitu hormone diangku dari sumbernya ke jaringan-jaringan yang memerlukannya.
2. Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan cairan jaringan.
3. Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah.
4. Mencegah pendarahan.
5. Merupakan alat pertahanan tubuh.
6. Mengatur suhu tubuh. Darah mempunyai kemampuan untuk mengatur suhu tubuh, karena air yang terdapat didalam darah memepunyai tiga macam sifat yang sesuai untuk kepentingan tersebut yaitu panas jenis air relatif tinggi.
Arteri .
Arteri adalah pembuluh darah berdinding tebal yang mengangkat darah meninggalkan jantung dalam semua arteri kecuali arteri paru-paruhterdapat darah yang terogsigenasi. Lapisan paling dalam arteri adalah intima atau endothelium. Lapisan tersebut terdiri dari suatu membrane elastic yang dilengkapi oleh selaput tunggal sel-sel epitel pipih. Endothelium tersebut luar biasa mulus, sehingga hanya memberikan resistensi minimal terhadap aliran darah. Kemulusan semacam itu juga penting untuk menghindari inisiasi proses pembekuan darah lapisan tengah arteri disebut tunika media, adalah lapisan yang paling tebal. Tunika media mengandung serabut-serabut otot polos (tak sadar) yang kebanyakan berbentuk sirkular. Selain itu banyak terdapat serabut elastik kuning. Kontraksi fungsional arteri dilakukan oleh tunika media. Lapisan ketiga yang sangat kuat, dan pada dasarnya tidak elastic merupakan bagian terluar arteri. Lapisan itu disebut tunika eksterna, yang terutama tersusun atas jaringan ikat berserabut putih (Fried, 2005).
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.
Lapisan terluar arteri disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen.
Beberapa jenis pembuluh nadi (arteri) adalah:
a. Arteri pulmonaris, Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi yang baru saja dialirkan dari paru-paru.
b. Arteri sistemik, Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
c. Aorta, Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari ventrikel jantung dan membawa banyak oksigen.
d. Arteriol, Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan pembuluh kapiler.
e. Pembuluh kapiler, Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis. (anonim b . 2010).
Vena
Vena mirip dengan arteri dalam hal strukturnya yang terdiri atas tiga lapis, akan tetapi, dinding-dinding vena jauh lebih tipis dan akan kolaps ketika kosong.
Walaupun vena tak memiliki elastisitas seperti yang diniliki arteri, vena dengan mudah terdilasi oleh darah yang bergerak didalamnya. Vena tidak memiliki tekanan pemompaan yang dihasilkan jantung untuk menjaga darah untuk tetap mengalir, sebagai gantinya, vena berrgantung pada serangkaian katup satu jalur yang bekerja bersamaan dengan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas rustin otot-otot rangka yang ada didekat pembuluh. Takanan dari otot-otot disekitar pembuluh menyebabkan darah bergerak, dan katup-katup pada pembuluh memastikan darah bergerak hanya kesatu arah, yaitu menuju jantung (Fried, 2005).
Kapiler merupakan pembuluh yang amat kecil yang hamper keseluruhannya terdiri, yang merupakan tersusun dari epitel squamosa sederhana yang menyelimuti jantung serta pembuluh-pembuluh darah. Pembuluh-pembuluh berdinding tipis ini diameternya hanya cukup untuk lewatnya satu deretan eritrosit. Dindingnya berperan ebagai membrane permeable yang bersifat selektif yang memungkinkan air, oksigen dan nutrient keluar dari darah dan masuk kesel-sel jaringan masuk kedalam jaringan. Serta memungkinkan pula pruduk-pruduk buangan dari sel-sel jaringan masuk kedalam darah. Banyak cairan yang keluar dari kapiler masuk keruang-ruang jaringan kembali lagi melalui dinding kapiler. Sebagaian cairan ada yang tetap tinggal didalam jaringan sebagai cairan jaringan, sedang kelebihannya dalam keadaan normal akan diangkut oleh pembuluh limfa. Didalam jaringan kapiler atau anyaman kapiler yang terletak dianteriol dan venul, terdapat hubungan yang lebih besar yang disebut arteriovenenosa anastosom, shunts, atau thoroughfarechannel. Anastosome ini memungkinkan lebih banyak lagi darah mengalir melalui suatu bagian tertentu, daripada darah yang menuju ke kapiler. Peningkatan aliran darah ini membantu dalam hal ini diperlakukannya suatu perubahan volume darah, seperti dalam hal pelepasan beban panas dari permukaan kulit dan peningkatan kandungan oksigen didalam paru-paru.
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = “hidup [pada tempat] berbeda-beda”).
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Amfibia mempunyai ciri-ciri:
1. Tubuh diselubungi kulit yang berlendir.
2. Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm).
3. Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik.
4. Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan berfungsi untuk melompat dan berenang.
5. Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam.
6. Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
7. Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal). (anonim a . 2010).
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. (anonim c . 2010).
Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) ialah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm, yang menghubungkan arteriola dan venula, dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.
Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung.
Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis sehingga gas dan molekul seperti oksigen, air, protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik. (anonim. 2009).
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = “hidup [pada tempat] berbeda-beda”).
Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala). (anonim d . 2010).
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, dilepaskan CO2 dan O2 diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung O2 dengan darah yang mengandung CO2, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sistem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfatik. Sistem peredaran limfatik berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah. (Ickey’z 2009)
Arteri adalah pembuluh dangan tekanan terbesar, sehingga memungkinkan untuk menyalurkan darah sampai ke kapiler-kapiler. Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena tekanannya lebih besar di banding kapiler. Kartolo (1993).
Pembuluh darah terbagi menjadi 3 jenis:
1. Pembuluh darah arteri atau nadi.
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku.
- Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.
- Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.
2. Pembuluh darah vena atau balik
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis.
- Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh.
- Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
3. Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah. Menurut Kartolo (1993) arteri memiliki tekanan yang besar sehingga memungkinkan darah mengalir hingga kapiler. Pada pengamatan dilakukan, terlihat pembuluh darah yang memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan praktikan menyimpulkan itu adalah arteri. Terlihat juga pembuluh yang terdapat darah mengalir dengan kecepatan rendah (namun tetap lebih cepat dari pada aliran pada pembuluh kapiler), pembuluh tersebut adalah vena yang memiliki tekanan yang lebih kecil dibandingkan arteri. Sedangkan pembuluh kapiler adalah pembuluh kecil yang menghubungkan antara arteri dan vena dan memiliki kecepatan paling rendah.
C. Alat dan Bahan
- Kecebong yang masih hidup
- Mikroskop
- Kapas
- Petridish
- Spatula
- Kaca objek
- Kloroform


D. Cara kerja
1. kecebong ke dalam petridish, kemudian membius kecebong dengan kloroform dengan menggunakan kapas.
2. Mengambil satu ekor kecebong dan di letakkan di atas gelas objek.
3. Mengamati dibawah mikroskop pembuluh-pembulugh darah pada ekor kecebong yang tampak transparan.
4. Memperhatikan jalan darah dalam pembuluh darah tersebut, dan mengamati manakah yang lebih cepat, konstan, dan berubah-ubah.
5. Menggambar sebagian rangkain pembuluh darah yang di amati.
E. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan maka diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:


Peredaran darah pada kecebong terjadi di jantung, paru-paru, arteri dan vena. Peredaran daran pada arteri terjadi secara cepat, Sedangkan peredaran darah pada vena terjadi secara lambat.
1. Apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan kecepatan aliran pada pembuluh darah?
Jawab; yang menyebabkan terjadinya perbedaan kecepatan aliran pada pembuluh darah adalah suhu. Sistem peredaran darah pada kecebong termasuk sistem peredaran darah ganda.
2. Pada pembuluh manakah kecepatan aliran darah selalu tetap dan pada pembuluh mana yang berubah-ubah?
Jawab: pembuluh pada kecepatan aliran darah yang selalu tetap terjadi di arteri dan pembuluh pada kecepatan aliran yang selalu berubah-ubah terjadi di vena.
3. Adakah pengaruh suhu pada kecepatan jalannya aliran darah, kalau ada bagaimana pengaruhnya?
Jawab : Suhu sangat berpengaruh terhadap kecepatan jalannya aliran darah, jika suhu semakin dingin maka aliran darahnya semakin cepat karena menyangkut proses oksidasi (mempertahankan suhu tubuhnya).

F. Pembahasan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan. Bahwa peredaran darah pada kecebong terjadi di jantung, paru-paru, arteri dan vena. Peredaran darah pada arteri terjadi secara cepat, sedangkan pada vena terjadi peredaran darah secara lambat.
Pada katak dan ampibi mempunyai jantung terbalik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akamn memompakan darah kedalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistematik. Sirkuit pulmokutaneus (pulmocutaneus circuit) mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya akan oksigen kembali ke atrium jantung, dan kemudian sebagian besar diantaranya dipompakan kedalam sirkuit sistematik. Sirkuit sistematik (systematic circuit) membawa darah yang kaya oksigen keseluruh organ tubuh dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini yang disebut sirkulasi ganda (double circulation), menjamin aliran menjamin aliram darah yang kuat ke otak, otot, dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanan nya dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit. Keadaan ini sangat berbeda dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang)ke organ lain dengan tekNn yang semakin berkurang dalam pentrikell tunggal pada jantung katak, terdapat percampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dwngan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh yang lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam pentrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen I itu dari atrium kiri kedalam sirkuit sistematik dean sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan kedalam sirkuit pulmokutaneus.
Mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh. Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir ke depan melalui aorta.
Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan dan mengambil sisa metabolisme. Sedangkan pengedaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.




G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa pembuluh yang aliran darahnya paling cepat adalah arteri. Pembuluh yang aliran darahnya lambat adalah vena. Pembuluh yang menghubungkan antara arteri dan vena adalah pembuluh kapiler.
Sistem peredaran darah katak adalah peredaran darah ganda, yaitu darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel.
Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium. Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.


DAFTAR PUSTAKA

Nurjaman, Sopyan.2010. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Garut: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Campbell, Reece, Mitchell. 2004. BIOLOGI. Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
http://dsyoghi.wordpress.com/2010/05/11/aliran-darah-kecebong/
http://lena-unindrabio2a.blogspot.com/2010/10/sistem-transportasi-pada- hewan.htmlhttp://www.duniaedukasi.net/2010/05/sistem-transportasi-pada-hewan.htmlhttp://www.scribd.com/doc/30737674/Laporan-Praktikum-Aliran-Darah

Minggu, 16 Januari 2011

laporan praktikum fiswan 4

Aliran Darah Pada Ekor Kecebong
Laporan praktikum fisiologi hewan

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum fisiologi hewan


Di susun oleh:
Asep subagja


Kelas : 3 B (biologi)


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) GARUT

Aliran Darah Pada Ekor Kecebong
A. Tujuan : Untuk mengetahui aliran darah pada ekor kecebong

B. Landasan Teori
Sistem transport telah terjadi mulai dari hewan bersel satu sampai hewan bersel banyak. Komponen utama sistem transport pada hewan bersel banyak adalah darah.
Darah adalah cairan kental, empat sampai lima kali lebih kental daripada air, dan karenanya cenderung mengalir lamban daripada air. Darah sedikit lebih berat daripada air, di dalam tubuh suhunya dipertahankan pada 38 C, mempunyai pH antara 7,35-7,45, isotonk pada 0,85% NaCl. Darah merupakan 8% berat total tubuh. Darah terdiri dari 55% plasma dan 45% bentuk elemen. Plasma terdiri dari 91,5% air, dan 8,5% zat terlarut. Zat terlarut utama adalah protein, nutrient, hormone, gas pernapasan, elektrolit, dan limbah. Bentuk elemen dalam darah meliputi eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Sistem penggolongan darah ABO dan Rh ditentukan secara genetic dan didasarkan pada respon antigen-antibodi. Pada sistem ABO, aglutinogen A dan B menentukan penggolongan darah. Plasma berisi agglutinin a dan b yang bereaksi dengan aglutinogen yang merupakan benda asing bagi sseorang. Pada sistem Rh, individu mempunyai aglutinogen Rh, yang dinyatakan sebagai Rh dan yang tidak mempubyai dinyatakan sebagai Rh .
Darah (Sanguis)
Terdiri dari dua komponen:
1. Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darh 4 eritrosit, leukosit dan trombosit.
2. Plasma darah adalah cairan darah.
Fungsi Darah
- Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
- Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
- Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
- Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

Macam-macam darah
Eritrosit (Sel Darah Merah).
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen.
Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalain menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).

Lekosit (Sel Darah Putih).
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 - 9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi misalnya radang paru-paru.

Jenis Lekosit
• Granulosit Þ Lekosit yang di dalam sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar (granula).Jenisnya adalah eosinofil, basofil dan netrofil.
•Agranulosit Þ Lekosit yang sitoplasmanya tidak memiliki granola. Jenisnya adalah limfosit dan monosit.
• Eosinofil Þ mengandung granola berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi alergi (terutama infeksi cacing).
• Basofil Þ mengandung granula berwarna biru (Warna Basa). Berfungsi pada reaksi alergi.
• Netrofil Þ (ada dua jenis sel yaitu Netrofil Batang dan Netrofil Segmen). Disebut juga sebagai sel-sel PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit.
• Limfosit Þ (ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B). Keduanya berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan) tubuh.
• Monosit Þ merupakan lekosit dengan ukuran paling besar
Trombosit (KEPING DARAH).
Disebut pula sel darah pembeku. Jumlah sel pada orang dewasa sekitar 200.000 - 500.000 sel/cc. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku (Hemostasis) antara lain adalah Faktor VIII (Anti Haemophilic Factor) Jika seseorang secara genetis trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka orang tersebut menderita Hemofili.
Proses Pembekuan Darah
Trombosit yang menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan mengeluarkan enzim Trombokinase (Tromboplastin). Prosesnya adalah sebagai berikut;
TROMBOSIT pecah TROMBOPLASTIN ion Ca
PROTROMBIN  TROMBIN Vitamin K
FIBRINOGEN  FIBRIN
Pada masa embrio (janin) sel-sel darah dibuat di dalam Limpa dan Hati (extra medullary haemopoiesis). Setelah embrio sudah cukup usia, fungsi itu diambil alih oleh Sumsum Tulang.


Plasma Darah
Terdiri dari air dan protein darah  Albumin, Globulin dan Fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah.Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing (Antigen).
Zat antibodi adalah senyawa Gama  Globulin.
Tiap andbodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam.
- Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen  Presipitin.
- Antibodi yang dapat menguraikan antigen  Lisin.
- Antibodi yang dapat menawarkan racun  Antitoksin.
Contohnya adalah sifat golongan darah (Blood Groups). Yang umum adalah penentuan cara ABO (ABO System)  oleh Landsteiner.

Jantung
Terdiri dari tiga lapisan
1. Perikardium (lapisan luar)
2. Miokardium (lapisan tengah/otot jantung)
3. Endokardium (lapisan dalam)

Jantung terdiri dari 4 ruang
1. Atrium Sinister (Serambi Kiri)
2. Atrium Dekster (Serambi Kanan)
3. Ventrikel Sinister (Bilik Kiri)
4. Ventrikel Dekater (Bilik Kanan)
Antara Atrium Sinister (Serambi Kiri) dengan Ventrikel Sinister (Bilik Kiri) terdapat katup dua daun (Valvula Bicuspidalis), sedangkan antara Atrium Dekster (Serambi Kanan) dengan Ventrikel Dekster (Bilik Kanan) dihubungkan katup tiga daun (Valvula Tricuspidalis). Jantung mendapat makanan (oksigenasi) melalui pembuluh Arteri Koronaria.
Peredaran darah terbagi dua bagian yang bekerja sekaligus yaitu :
1. Peredaran darah Pulmona/Peredaran darah pendek (jantung - paru-paru - jantung).
2. Peredaran darah Sistemik/Peredaran darah panjang (jantung - seluruh tubuh - jantung)
Denyut jatung terbagi dua fase yaitu
1. Fase Sistolik (kontraksi).
2. Fase Diastolik (relaksasi).
Pembuluh Darah
Terdiri dari :
1. Pembuluh darah yang meninggalkan jantung  Arteri terdiri dari Aorta, Arteri, Arteriol.
2. Pembuluh darah yang menuju jantung  Vena terdiri dari Vena Kava, Vena, Venula.
3. Pembuluh antara arteri dan vena  Kapiler.
peranan Darah
1. Merupakan alat pengangkut bermacam-macam substansi yaitu a) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan respirasi yaitu oksigen dan karbondioksida, b) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan nutrisi yaitu glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol diangkut dari usus keseluruh jaringan tubuh (c) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan ekskresi yaitu zat-zat ampas seperti urea ,asam urat, kreatinin diangkut ke alat-alat ekskresi, (d) substansi yang mempunyai sangkut paut dengan pengaturan yaitu hormone diangku dari sumbernya ke jaringan-jaringan yang memerlukannya.
2. Mengatur keseimbangan cairan antara darah dengan cairan jaringan.
3. Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah.
4. Mencegah pendarahan.
5. Merupakan alat pertahanan tubuh.
6. Mengatur suhu tubuh. Darah mempunyai kemampuan untuk mengatur suhu tubuh, karena air yang terdapat didalam darah memepunyai tiga macam sifat yang sesuai untuk kepentingan tersebut yaitu panas jenis air relatif tinggi.
Arteri .
Arteri adalah pembuluh darah berdinding tebal yang mengangkat darah meninggalkan jantung dalam semua arteri kecuali arteri paru-paruhterdapat darah yang terogsigenasi. Lapisan paling dalam arteri adalah intima atau endothelium. Lapisan tersebut terdiri dari suatu membrane elastic yang dilengkapi oleh selaput tunggal sel-sel epitel pipih. Endothelium tersebut luar biasa mulus, sehingga hanya memberikan resistensi minimal terhadap aliran darah. Kemulusan semacam itu juga penting untuk menghindari inisiasi proses pembekuan darah lapisan tengah arteri disebut tunika media, adalah lapisan yang paling tebal. Tunika media mengandung serabut-serabut otot polos (tak sadar) yang kebanyakan berbentuk sirkular. Selain itu banyak terdapat serabut elastik kuning. Kontraksi fungsional arteri dilakukan oleh tunika media. Lapisan ketiga yang sangat kuat, dan pada dasarnya tidak elastic merupakan bagian terluar arteri. Lapisan itu disebut tunika eksterna, yang terutama tersusun atas jaringan ikat berserabut putih (Fried, 2005).
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.
Lapisan terluar arteri disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen.
Beberapa jenis pembuluh nadi (arteri) adalah:
a. Arteri pulmonaris, Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi yang baru saja dialirkan dari paru-paru.
b. Arteri sistemik, Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
c. Aorta, Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari ventrikel jantung dan membawa banyak oksigen.
d. Arteriol, Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan pembuluh kapiler.
e. Pembuluh kapiler, Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya pertukaran zat yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis. (anonim b . 2010).
Vena
Vena mirip dengan arteri dalam hal strukturnya yang terdiri atas tiga lapis, akan tetapi, dinding-dinding vena jauh lebih tipis dan akan kolaps ketika kosong.
Walaupun vena tak memiliki elastisitas seperti yang diniliki arteri, vena dengan mudah terdilasi oleh darah yang bergerak didalamnya. Vena tidak memiliki tekanan pemompaan yang dihasilkan jantung untuk menjaga darah untuk tetap mengalir, sebagai gantinya, vena berrgantung pada serangkaian katup satu jalur yang bekerja bersamaan dengan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas rustin otot-otot rangka yang ada didekat pembuluh. Takanan dari otot-otot disekitar pembuluh menyebabkan darah bergerak, dan katup-katup pada pembuluh memastikan darah bergerak hanya kesatu arah, yaitu menuju jantung (Fried, 2005).
Kapiler merupakan pembuluh yang amat kecil yang hamper keseluruhannya terdiri, yang merupakan tersusun dari epitel squamosa sederhana yang menyelimuti jantung serta pembuluh-pembuluh darah. Pembuluh-pembuluh berdinding tipis ini diameternya hanya cukup untuk lewatnya satu deretan eritrosit. Dindingnya berperan ebagai membrane permeable yang bersifat selektif yang memungkinkan air, oksigen dan nutrient keluar dari darah dan masuk kesel-sel jaringan masuk kedalam jaringan. Serta memungkinkan pula pruduk-pruduk buangan dari sel-sel jaringan masuk kedalam darah. Banyak cairan yang keluar dari kapiler masuk keruang-ruang jaringan kembali lagi melalui dinding kapiler. Sebagaian cairan ada yang tetap tinggal didalam jaringan sebagai cairan jaringan, sedang kelebihannya dalam keadaan normal akan diangkut oleh pembuluh limfa. Didalam jaringan kapiler atau anyaman kapiler yang terletak dianteriol dan venul, terdapat hubungan yang lebih besar yang disebut arteriovenenosa anastosom, shunts, atau thoroughfarechannel. Anastosome ini memungkinkan lebih banyak lagi darah mengalir melalui suatu bagian tertentu, daripada darah yang menuju ke kapiler. Peningkatan aliran darah ini membantu dalam hal ini diperlakukannya suatu perubahan volume darah, seperti dalam hal pelepasan beban panas dari permukaan kulit dan peningkatan kandungan oksigen didalam paru-paru.
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = “hidup [pada tempat] berbeda-beda”).
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Amfibia mempunyai ciri-ciri:
1. Tubuh diselubungi kulit yang berlendir.
2. Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm).
3. Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik.
4. Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan berfungsi untuk melompat dan berenang.
5. Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam.
6. Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
7. Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal). (anonim a . 2010).
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. (anonim c . 2010).
Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) ialah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm, yang menghubungkan arteriola dan venula, dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.
Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung.
Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis sehingga gas dan molekul seperti oksigen, air, protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik. (anonim. 2009).
Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat amfibia memperoleh namanya (amphibia = “hidup [pada tempat] berbeda-beda”).
Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala). (anonim d . 2010).
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, dilepaskan CO2 dan O2 diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung O2 dengan darah yang mengandung CO2, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.
Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sistem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfatik. Sistem peredaran limfatik berperan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah. (Ickey’z 2009)
Arteri adalah pembuluh dangan tekanan terbesar, sehingga memungkinkan untuk menyalurkan darah sampai ke kapiler-kapiler. Kapiler memiliki tekanan paling kecil, dan setelah keluar ke vena tekanannya lebih besar di banding kapiler. Kartolo (1993).
Pembuluh darah terbagi menjadi 3 jenis:
1. Pembuluh darah arteri atau nadi.
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku.
- Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.
- Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.
2. Pembuluh darah vena atau balik
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis.
- Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh.
- Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.
3. Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah. Menurut Kartolo (1993) arteri memiliki tekanan yang besar sehingga memungkinkan darah mengalir hingga kapiler. Pada pengamatan dilakukan, terlihat pembuluh darah yang memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan praktikan menyimpulkan itu adalah arteri. Terlihat juga pembuluh yang terdapat darah mengalir dengan kecepatan rendah (namun tetap lebih cepat dari pada aliran pada pembuluh kapiler), pembuluh tersebut adalah vena yang memiliki tekanan yang lebih kecil dibandingkan arteri. Sedangkan pembuluh kapiler adalah pembuluh kecil yang menghubungkan antara arteri dan vena dan memiliki kecepatan paling rendah.




C. Alat dan Bahan
- Kecebong yang masih hidup
- Mikroskop
- Kapas
- Petridish
- Spatula
- Kaca objek
- Kloroform
D. Cara kerja
1. kecebong ke dalam petridish, kemudian membius kecebong dengan kloroform dengan menggunakan kapas.
2. Mengambil satu ekor kecebong dan di letakkan di atas gelas objek.
3. Mengamati dibawah mikroskop pembuluh-pembulugh darah pada ekor kecebong yang tampak transparan.
4. Memperhatikan jalan darah dalam pembuluh darah tersebut, dan mengamati manakah yang lebih cepat, konstan, dan berubah-ubah.
5. Menggambar sebagian rangkain pembuluh darah yang di amati.
E. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan maka diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
Peredaran darah pada kecebong terjadi di jantung, paru-paru, arteri dan vena. Peredaran daran pada arteri terjadi secara cepat, Sedangkan peredaran darah pada vena terjadi secara lambat.
1. Apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan kecepatan aliran pada pembuluh darah?
Jawab;
2. Pada pembuluh manakah kecepatan aliran darah selalu tetap dan pada pembuluh mana yang berubah-ubah?
Jawab: pembuluh pada kecepatan aliran darah yang selalu tetap terjadi di arteri dan pembuluh pada kecepatan aliran yang selalu berubah-ubah terjadi di vena.
3. Adakah pengaruh suhu pada kecepatan jalannya aliran darah, kalau ada bagaimana pengaruhnya?

Gamgar / tabel


F. Pembahasan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan. Bahwa peredaran darah pada kecebong terjadi di jantung, paru-paru, arteri dan vena. Peredaran darah pada arteri terjadi secara cepat, sedangkan pada vena terjadi peredaran darah secara lambat.
Pada katak dan ampibi mempunyai jantung terbalik tiga, dengan dua atria dan satu ventrikel. Ventrikel akamn memompakan darah kedalam sebuah arteri bercabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit: sirkuit pulmokutaneus dan sirkuit sistematik. Sirkuit pulmokutaneus (pulmocutaneus circuit) mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya akan oksigen kembali ke atrium jantung, dan kemudian sebagian besar diantaranya dipompakan kedalam sirkuit sistematik. Sirkuit sistematik (systematic circuit) membawa darah yang kaya oksigen keseluruh organ tubuh dan kemudian mengembalikan darah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini yang disebut sirkulasi ganda (double circulation), menjamin aliran menjamin aliram darah yang kuat ke otak, otot, dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya setelah kehilangan tekanan nya dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau kulit. Keadaan ini sangat berbeda dari sirkulasi tunggal dalam ikan, dimana darah mengalir secara langsung dari organ respirasi (insang)ke organ lain dengan tekNn yang semakin berkurang dalam pentrikell tunggal pada jantung katak, terdapat percampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dwngan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh yang lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam pentrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen I itu dari atrium kiri kedalam sirkuit sistematik dean sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan kedalam sirkuit pulmokutaneus.
Mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh. Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir ke depan melalui aorta.
Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan dan mengambil sisa metabolisme. Sedangkan pengedaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.

Gambar



G. Kesimpulan
Pembuluh yang aliran darahnya paling cepat adalah arteri. Pembuluh yang aliran darahnya lambat adalah vena. Pembuluh yang menghubungkan antara arteri dan vena adalah pembuluh kapiler.
Sistem peredaran darah katak adalah peredaran darah ganda, yaitu darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel.
Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium. Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.


Daftar Pustaka
http://dsyoghi.wordpress.com/2010/05/11/aliran-darah-kecebong/
http://lena-unindrabio2a.blogspot.com/2010/10/sistem-transportasi-pada- hewan.htmlhttp://www.duniaedukasi.net/2010/05/sistem-transportasi-pada-hewan.htmlhttp://www.scribd.com/doc/30737674/Laporan-Praktikum-Aliran-Darah